Cemburu “ kata yang tak asing” bagi
kita selama masih diberikan hati dan keterikatan pada sesuatu”Mungkin rasa ini
pernah kita alami, misalnya suami cemburu saat istrinya dekat dengan laki-laki
lain, ataupun sebaliknya istri cemburu karena suami dekat dengan wanita lain
Dalam
KBBI cemburu berarti cemburu/cem·bu·ru/ a 1 merasa tidak atau
kurang senang melihat orang lain beruntung dan sebagainya; 2 kurang percaya;
curiga (karena iri hati). Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang
berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan
reaksi terhadap ancaman yang dianggap terjadi dalam suatu hubungan. Cemburu
adalah insting alami manusia, yang dirasakan ketika timbul ancaman (baik itu
suatu hal atau seseorang) yang dianggap membahayakan keberadaan dirinya.
Cemburu adalah adalah emosi normal yang dirasakan terhadap sesuatu atau
seseorang yang ingin dimiliki, telah dimiliki dan ingin dipertahankan. Umumnya cemburu
lebih didasari oleh naluri untuk mempertahankan sesuatu yang sudah dimiliki,
atau setidaknya dirasa sudah jadi miliknya. Namun rasa cemburu tak hanya
menjangkiti keterpautan dalam pasangan saja namun kecemburuan dalam hal harta,
cemburu fisik, dan segudang kecemburuan lainnya.
Kali
ini kita akan mengkaji rasa cemburu dalam hubungan antar manusia khususnya
hubungan dalam pasangan. Menurut beberapa pendapat, ada yang mengatakan kalau
cemburu itu adalah tanda benar-benar cinta. Namun ada juga yang bilang cemburu
adalah sifat terlalu posesif. Rasa
cemburu diperlukan agar kita semakin harmonis dengan pasangan, namun rasa
cemburu yang berlebihan bisa membahayakan karena menimbulkan perasaan tak
nyaman pada kedua pihak yang menjalani hubungan.
Berikut kajian cemburu dalam neuroscience
1. Dipengaruhi otak sosial
Cinta, cemburu, marah, dan benci merupakan perilaku yang dihasilkan otak sosial manusia. Otak sosial ini merupakan kombinasi dari kemampuan pikir atau logika yang berpusat di korteks (lapisan terluar) otak serta pengelolaan emosi yang berpusat di sistem limbik
2. Cemburu adalah bentuk emosi
Cemburu,
menurut Christine R Harris dalam The Evolution of Jealously pada American
Scientist Volume 92 Nomor 1, 2004, adalah emosi negatif yang muncul saat
hubungan seseorang dengan orang lain yang spesial terancam oleh adanya pesaing
lain. Cemburu adalah emosi bawaan, dan ekspresi pada setiap orang berbeda
sesuai dengan kemampuan sosial kognitif dan tumbuh kembangnya. Cinta tidak bisa berubah seketika menjadi benci.
Untuk muncul benci, harus ada stimulus berkelanjutan yang mengikis rasa cinta. Benci
dapat muncul karena cemburu, amarah, atau bosan. Cemburu merupakan basis
munculnya benci yang paling berbahaya karena bisa membuat seseorang dikontrol
oleh emosinya, bukan logikanya. Cemburu dapat dikatakan emosi kompleks karena
kehadirannya juga ditandai dengan adanya pengalaman emosi-emosi yang lain. Tiga
perasaan yang paling menggambarkan cemburu adalah hurt, fear, dan anger. Terluka
(hurt) timbul dari persepsi bahwa pasangan kita tidak menghargai komitmen pada
hubungan kita, sedangkan takut (fear) dan cemas (anxiety) timbul dari ketakutan
akan diabaikan dan kehilangan. Marah (angry) timbul dari perasaan dinomorduakan
dari orang lain.
Rasa cemburu memang sering dipandang sebagai emosi
negatif, walaupun sebenarnya normal-normal saja untuk situasi tertentu. Rasa
cemburu menyebabkan adanya lonjakan kadar hormon testosteron dan kortisol di
tubuh. Hormon testosteron ini berkaitan dengan sifat agresif pada pria,
sementara kortisol berperan sebagai hormon stres. Kedua hormon ini membuat
manusia memiliki hasrat untuk mempertahankan pasangan setiap kali dilanda
cemburu. Hal ini diperkuat juga dengan adanya peningkatan aktivitas septum
lateral, yaitu bagian otak yang berperan dalam mengendalikan emosi dan menjalin
ikatan pada pasangan. Jadi, rasa cemburu bertindak sebagai alarm yang
mengingatkan kita bahwa hubungan memang harus selalu dibina, bukan dibiarkan
begitu saja.
Hal
lain yang juga berperan penting dalam perilisan rasa cemburu seseorang adalah
sistem dopamine. Dopamine dapat
mempengaruhi berbagai area dalam otak. Misalnya, pada daerah mesolimbic.
dopamine tersebut berperan dalam membentuk emosi perasaan menyenangkan, seperti bahagia, jatuh cinta. Berdasarkan
cara kerja dopamine, ada tiga macam bentuk cemburu, yakni reactive, suspicious, dan delusional. Reactive jealousy merupakan rasa cemburu yang terjadi saat kita
merasa tertipu oleh pasangan. Suspicious
jealousy merupakan rasa cemburu yang timbul saat kita melihat pasangan
menggoda orang lain. Delusional jealousy,
cemburu yang terakhir ini membuat kita bertingkah seperti orang kehilangan akal
dan tentu berakibat fatal seperti mengecek
ponsel pasangan setiap menit.
Selain dipengaruhi oleh neurotransmitter dopamin yang
tinggi, cemburu dipengaruhi tingginya norepinefrin. Norepinephrine terlibat
dalam fight or flight response dan
dalam regulasi tidur, mood dan tekanan darah. Dasar cinta adalah memberi rasa
tenang dan bahagia. Jika rasa itu terancam, seperti hadirnya cemburu atau rasa
dikhianati maka otak reptil dengan cepat membentuk sistem pertahanan diri untuk
menjaga rasa tenang dan bahagia tetap ada. Respons pertahanan diri itu berupa
bertarung menghadapi ancaman (fight) atau melarikan diri (flight). norepinefrin
meningkat sebagai bagian dari respons melawan atau lari untuk memobilisasi otak
dan tubuh untuk bertindak.
Cemburu adalah sifat naluriah manusia, namun, cemburu bisa
menjadi tidak sehat apabila menjerumuskan keretakan hubungan bahkan perceraian
apabila tidak bisa dikelola dengan baik. Cemburu yang sehat berarti cemburu
yang sewajarnya. Sewajarnya dalam arti pasangan saling jujur tentang perasaan. Pasangan
harus tahu apa yang diinginkan dalam hubungan dan membangun batasan-batasan
yang disepakati bersama.
Menurut ‘Abdullah bin Syaddad, ada dua jenis ghirah.
Pertama, ghirah yang dengannya seseorang dapat memperbaiki keadaan keluarga.
Kedua, ghirah yang dapat meyebabkannya masuk neraka. Dalam sebuah hadist
disebutkan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi was allam bersabda:
“Sesungguhnya sifat cemburu itu ada yang dicintai oleh Allah dan ada yang dibenci oleh Allah. Adapun cemburu yang disukai adalah cemburu yang berdasarkan curiga (dengan bukti yang jelas). Adapun cemburu yang dibenci adalah cemburu yang tidak didasari dengan bukti yang jelas.” (Sunan al Baihaqi)
“Dari ‘Aisyah : “Aku
tidak cemburu kepada seorang wanita terhadap Rasulullah sebesar cemburuku
kepada Khadijah, sebab beliau selalu menyebut namanya dan memujinya”[ Hadist riwayat al Bukhari]
“Sekiranya aku
melihat seorang laki-laki bersama dengan isteriku, niscaya akan kutebas ia
dengan pedang,” ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Apakah
kalian merasa heran terhadap kecemburuan Saad? Demi Allah, aku lebih cemburu
daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku.”[Hadist riwayat al Bukhari]
Melalui hadits di atas, jelas bahwa cemburu yang
dibolehkan adalah cemburu yang berdasarkan data dan bukti yang nyata. Sementara
cemburu yang tidak boleh ialah cemburu yang tidak didasari bukti. Hindari
cemburu yang tercela, yaitu cemburu yang berlebihan. Cemburu yang selalu
menimbulkan prasangka buruk pada pasangannya. Cemburu yang menyebabkan menuduh
pasangan tanpa bukti serta dapat menghilangkan kasih sayang sesama pasangan.
“Wahai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa” (QS. Al-Hujurat: 12).
“Allah menetapkan
rasa cemburu pada para wanita, maka barangsiapa yang sabar terhadap mereka,
maka baginya pahala orang mati syahid.” Hadis ini diriwayatkan oleh
Al-Bazar dan ia mengisyaratkan akan sahihnya hadis ini. Para perawinya tsiqoh
(terpercaya) hanya saja para ulama memperselisihkan kredibilitas seorang perawi
yang bernama Ubaid bin AS-Sobbah.
“Dan janganlah kamu
iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas
sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka
usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.”(QS. An-Nisa' Ayat 32)
Cemburu
Wahai sifat antaramu
Ku ingin ke surga dengan sifatmu
Dan ku tak ingin masuk neraka karena
sifatmu
Cemburu
Kau ada diatara itu
Ya Allah
berilah keteguhan hati
di antara rasa itu
"Yaa
muqallibal quluub tsabbit quluubanaa 'alaa diinik”
Artinya, “Wahai Dzat yang
membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar