Minggu, 09 Januari 2022

 Ketegasan Cinta


20 tahun yang lalu saya jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang akhwat jelita yang baru lulus SMA, cantik, berhijab syar'i, pintar, mandiri dan aktif di kegiatan sosial, dan yang paling penting sangat menjaga pergaulannya. Bagiku begitu sempurna.

Tapi saya adalah lelaki waras yang tahu diri, masih kuliah dan kerja seadanya. Maka harapan itu hanya saya simpan di dasar hati, dan justru saya menghindarinya, tak sanggup bila harus menatapnya, walau hati sangat ingin menafkahinya.. :D

Beberapa kali kita pernah dalam kegiatan yang sama, tapi tak ada tegur sapa apalagi saling bicara. Saya pikir sekalian saja tak perlu mengenalnya. Mungkin setelah sekian waktu perasaan ini akan berubah, dan lama-lama hilang.

Bagi saya jatuh hati pada lawan jenis itu biasa tapi pilihannya hanya dua, HALALKAN atau LUPAKAN. Sebagai lelaki normal waktu sekolah dulu saya juga pernah tertarik pada teman atau adik kelas perempuan, ya berteman biasa saja.

Tapi dengan akhwat yang satu ini saya merasa gak bisa sekedar berteman, padahal dengan teman-teman akhwat yang seangkatan dengannya saya biasa saja berkomunikasi dengan mereka.

Hingga 3 tahun berlalu, saya tahu banyak sekali lelaki yang juga mengharapkan akhwat tersebut, mulai dari teman kuliah, ustadz muda, manajer BUMN, pegawai pemerintah dan lainnya, dan saya tahu mereka adalah orang baik, kalau dibuat daftar peringkat mungkin saya akan berada dalam urutan paling bawah. 

Tapi saat itu belum satupun yang ditanggapi oleh akhwat tersebut, sekedar taarufpun dia tak mau, dengan alasan masih mau fokus belajar memperbaiki diri dan menyelesaikan kuliah.

Waktu itu saya anggap ini ujian dari Allah, seberapa besar saya ikhlas dalam beramal. Justru dalam sholat, saya sering menitikan air mata, mengapa begitu rapuhnya hati ini atas sebuah ujian yang bernama "wanita". 

Di organisasi dan di lapangan mungkin saya terlihat gagah dan kuat, tapi ternyata hati ini begitu lemah untuk menghilangkan bayang-bayangnya. Saya telah gagal mengabaikannya, justru semakin lama semakin terbayang sepertinya dia adalah wanita yang tepat untuk menjadi ibu bagi anak-anak saya.

Hingga suatu malam, selepas sholat tiba-tiba di hati ini seperti ada yang membisikkan, "Hei, jangan-jangan akhwat itu memang jodoh kamu, dan kamu tak akan pernah tahu kalau kamu tak pernah bertanya padanya. Memang kamu masih kuliah, kerja seadanya, tapi apakah kamu meragukan janji Allah. Justru ini menguji ketulusanmu apakah kamu ingin menikah karena Allah atau karena yang lain."

Maka keesokan paginya saya bertekad bulat menghubungi teman si akhwat ini untuk menyampaikan maksud hati mengajaknya taaruf, dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya "menembak" wanita. Tapi ternyata akhwat itu minta waktu 3 hari untuk menjawabnya.

Ya sudahlah, saya benar2 dalam kondisi pasrah pada Allah, karena memang tak ada yang dapat saya banggakan, bahkan tabungan saya pun sebenarnya tak kan cukup untuk walimah yang layak. 

Saya sudah berfikir dia akan menolak saya, setidaknya itu akan membuat jauh lebih mudah bagi saya untuk membuang harapan itu selamanya, toh saya belum pernah berinteraksi langsung dengannya, bahkan mendengar suaranya langsung dari jarak dekat pun saya belum pernah.

Setelah 3 hari, di luar dugaan, bukannya dia menjawab ajakan taaruf saya, tapi akhwat itu justru meminta saya melamar ke bapaknya jika memang serius. Ternyata dalam 3 hari itu dia minta ijin kepada Ayah-Ibu-nya untuk menikah. 

Tapi akhinya kami tetap melakukan taaruf sekaligus nadzor di rumah guru ngajinya, dan itu adalah pertemuan pertama dan satu-satunya yang kami lakukan sebelum menikah, setelah itu saya langsung melamar ke orang tuanya.

Alhammdulillah akhirnya kami menikah dengan acara walimah yang sederhana namun cukup meriah,  bagi kami itu begitu indah. Setelah menikah itulah sebenarnya kami mulai melakukan taaruf yang sesungguhnya, kita menyebutnya taaruf dan pacaran seumur hidup. 

Suatu saat kami pernah naik bus berdua dan selalu bergandengan tangan, ada yang mengira kami mahasiswa yang sedang pacaran, memang benar sih, lebih tepatnya, kami adalah mahasiswa yang sudah menikah dan menjadi pacar yang halal.

Akhirnya saya tahu, saat dulu saya jatuh hati pada pandangan pertama, ternyata istri saya ini juga punya simpati yang sama, dan saat itulah kami sama-sama saling mencari tahu nama. Tapi rasa itu kita anggap tak ada dan tak pernah terkata, tak juga bertegur sapa, tak pernah bicara meski sering jumpa, tak ada cerita antara kita, hingga rasa itu bermetamorfosa terselip dalam doa.

Ternyata banyak momen-momen yang membuat rasa simpati itu makin tumbuh, misalnya ketika dulu saya harus menghadapi preman dalam sebuah kegiatan, diam-diam dia memperhatikan apa yang saya lakukan, begitupun sebaliknya. 

Jadi sejak pandangan pertama itu, sebenarnya kami saling memperhatikan, tapi kami juga saling menyimpannya rapat-rapat. Bahkan teman saya yang satu kamar kos dan satu organisasi pun tak menyadarinya. 

Kini kami telah menyatu, merangkai masa lalu ketika saling membisu, saat hati beradu rindu walau tak saling tahu, ketika cinta tak terkata meski hati telah merasa, hanya saling mendoa semoga kita bisa bersama hingga ke JannahNya.

Ternyata Allah memang punya rencana indah, agar kami terlebih dahulu belajar tentang hidup dengan lebih matang, agar mampu menyandarkan hati padaNya sebelum mengikatkan hati membangun rumah tangga.

Allah memang maha mengatur segalanya, termasuk hari ketika saya memutuskan untuk mengutarakan niat meminang calon istri saya, itu seperti keputusan tiba-tiba yang bahkan saya sendiri heran, kenapa saya bisa senekat itu, hampir tanpa persiapan.

Padahal saya mahasiswa ilmu komputer, sambil kerja jadi programmer, saya berprinsip setiap keputusan penting dalam hidup harus melalui perhitungan yang matang, tapi kali ini sepertinya saya hanya mengandalkan naluri dan keyakinan saja.

Tapi ternyata itu memang waktu di mana saya harus melakukannya, karena setelah menikah saya baru tahu, seandinya hari itu saya tidak meminangnya, maka 3 hari berikutnya dia harus melakukan proses taaruf dengan seorang ikhwan yang sudah dipersiapkan oleh guru ngajinya, dan bisa saja berlanjut menikah dengannya.

Karena beberapa hari sebelum saya mengajaknya taaruf, sang guru ngaji sudah menyodorkan seorang ikhwan yang kali ini tak ada alasan baginya untuk menolaknya, tapi entah pikiran dari mana, dia meminta waktu 2 pekan untuk istikhoroh. Sang guru ngaji sempat heran, karena biasanya seseorang akan melakukan istikhoroh setelah taaruf.

Dan di hari-hari terakhir ketika waktu itu akan habis, tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan, temannya memberi tahu bahwa saya juga mengajaknya taaruf, mungkin itu jawaban dari istikhorahnya.

Maka di sisa 3 hari itu dia langsung menghubungi ayahnya untuk meminta ijin menikah dengan saya, dan entah bagaimana ceritanya beliau langsung yakin dan mengijinkan anaknya untuk menikah dengan saya.

Jadi di hari ke-3 itu sebenarnya dia mengabarkan kepada guru ngajinya bahwa dia tidak bisa menerima ajakan taaruf ikhwan itu sekaligus menyampaikan bahwa dia akan taaruf dengan saya.

Don't get me wrong, ikhwan yang mengajaknya taaruf adalah lelaki sholeh yang baik, dan sang guru ngaji itu saya yakin beliau sangat tulus ingin membantu binaannya mendapatkan seorang suami yang terbaik, saya sangat mengerti dan saya sangat respect kepada mereka.

Seandainya saya tahu bahwa Ikhwan itu sudah meminta (meski belum dijawab) untuk taaruf, mungkin saya akan berfikir dua kali untuk melakukannya, karena penilaian objective saya sebenarnya dia lebih siap, termasuk masalah maisyah dan nafkah.

Tapi itulah, Jalan cinta memang rahasia....

Jodoh adalah takdir Allah benar adanya. Ikhtiar dan doa adalah kewajiban manusia, tapi jodoh itu rahasia Allah. Entah sekarang, lusa, atau nanti Allah pertemukan jodoh kita, hanya Allah yang tahu, karena itu sepenuhnya hak mutlak Allah.

Kehidupan ini hakikatnya ujian, begitu juga cinta, pada apa hati ini disandarkan. Nabi Ibrahim adalah kekasih Allah, dan sudah tentu juga mencintai Ismail anak semata wayangnya, maka cinta butuh pembuktian, butuh pengorbanan. Karena tanpa pengorbanan cinta hanyalah sekedar kata tanpa makna.

Kini kami telah memiliki beberapa anak, semua yang lelaki saya beri nama Ibrahim, sebagai doa semoga menjadi lelaki tangguh seperti Nabi Ibrahim yang rela berkorban demi cintanya yang hakiki, yang perempuan kami titipkan doa dalam namanya agar menjadi wanita yang "menjaga kehormatan dan selalu bersyukur".

Semoga kita semua istiqomah di jalan Allah.


Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=eRrjNt3TR5s

(komen oleh Rindu Rembulan)



Minggu, 02 Januari 2022

Hati-Hati dengan Rasa Cemburu

 

Cemburu “ kata yang tak asing” bagi kita selama masih diberikan hati dan keterikatan pada sesuatu”Mungkin rasa ini pernah kita alami, misalnya suami cemburu saat istrinya dekat dengan laki-laki lain, ataupun sebaliknya istri cemburu karena suami dekat dengan wanita lain

 Dalam KBBI cemburu berarti cemburu/cem·bu·ru/ a 1 merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dan sebagainya; 2 kurang percaya; curiga (karena iri hati). Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman yang dianggap terjadi dalam suatu hubungan. Cemburu adalah insting alami manusia, yang dirasakan ketika timbul ancaman (baik itu suatu hal atau seseorang) yang dianggap membahayakan keberadaan dirinya. Cemburu adalah adalah emosi normal yang dirasakan terhadap sesuatu atau seseorang yang ingin dimiliki, telah dimiliki dan ingin dipertahankan. Umumnya cemburu lebih didasari oleh naluri untuk mempertahankan sesuatu yang sudah dimiliki, atau setidaknya dirasa sudah jadi miliknya. Namun rasa cemburu tak hanya menjangkiti keterpautan dalam pasangan saja namun kecemburuan dalam hal harta, cemburu fisik, dan segudang kecemburuan lainnya.

Kali ini kita akan mengkaji rasa cemburu dalam hubungan antar manusia khususnya hubungan dalam pasangan. Menurut beberapa pendapat, ada yang mengatakan kalau cemburu itu adalah tanda benar-benar cinta. Namun ada juga yang bilang cemburu adalah sifat terlalu posesif.  Rasa cemburu diperlukan agar kita semakin harmonis dengan pasangan, namun rasa cemburu yang berlebihan bisa membahayakan karena menimbulkan perasaan tak nyaman pada kedua pihak yang menjalani hubungan.  

Berikut kajian cemburu dalam neuroscience

            1.     Dipengaruhi otak sosial

Cinta, cemburu, marah, dan benci merupakan perilaku yang dihasilkan otak sosial manusia. Otak sosial ini merupakan kombinasi dari kemampuan pikir atau logika yang berpusat di korteks (lapisan terluar) otak serta pengelolaan emosi yang berpusat di sistem limbik

2.      Cemburu adalah bentuk emosi

Cemburu, menurut Christine R Harris dalam The Evolution of Jealously pada American Scientist Volume 92 Nomor 1, 2004, adalah emosi negatif yang muncul saat hubungan seseorang dengan orang lain yang spesial terancam oleh adanya pesaing lain. Cemburu adalah emosi bawaan, dan ekspresi pada setiap orang berbeda sesuai dengan kemampuan sosial kognitif dan tumbuh kembangnya. Cinta tidak bisa berubah seketika menjadi benci. Untuk muncul benci, harus ada stimulus berkelanjutan yang mengikis rasa cinta. Benci dapat muncul karena cemburu, amarah, atau bosan. Cemburu merupakan basis munculnya benci yang paling berbahaya karena bisa membuat seseorang dikontrol oleh emosinya, bukan logikanya. Cemburu dapat dikatakan emosi kompleks karena kehadirannya juga ditandai dengan adanya pengalaman emosi-emosi yang lain. Tiga perasaan yang paling menggambarkan cemburu adalah hurt, fear, dan anger. Terluka (hurt) timbul dari persepsi bahwa pasangan kita tidak menghargai komitmen pada hubungan kita, sedangkan takut (fear) dan cemas (anxiety) timbul dari ketakutan akan diabaikan dan kehilangan. Marah (angry) timbul dari perasaan dinomorduakan dari orang lain.

 3.      Cemburu bisa menguatkan hubungan

Rasa cemburu memang sering dipandang sebagai emosi negatif, walaupun sebenarnya normal-normal saja untuk situasi tertentu. Rasa cemburu menyebabkan adanya lonjakan kadar hormon testosteron dan kortisol di tubuh. Hormon testosteron ini berkaitan dengan sifat agresif pada pria, sementara kortisol berperan sebagai hormon stres. Kedua hormon ini membuat manusia memiliki hasrat untuk mempertahankan pasangan setiap kali dilanda cemburu. Hal ini diperkuat juga dengan adanya peningkatan aktivitas septum lateral, yaitu bagian otak yang berperan dalam mengendalikan emosi dan menjalin ikatan pada pasangan. Jadi, rasa cemburu bertindak sebagai alarm yang mengingatkan kita bahwa hubungan memang harus selalu dibina, bukan dibiarkan begitu saja.

             4.    Dipengaruhi Neurotransmiter

Hal lain yang juga berperan penting dalam perilisan rasa cemburu seseorang adalah sistem dopamine. Dopamine dapat mempengaruhi berbagai area dalam otak. Misalnya, pada daerah mesolimbic. dopamine tersebut berperan dalam membentuk emosi perasaan menyenangkan, seperti bahagia, jatuh cinta. Berdasarkan cara kerja dopamine, ada tiga macam bentuk cemburu, yakni reactive, suspicious, dan delusional. Reactive jealousy merupakan rasa cemburu yang terjadi saat kita merasa tertipu oleh pasangan. Suspicious jealousy merupakan rasa cemburu yang timbul saat kita melihat pasangan menggoda orang lain. Delusional jealousy, cemburu yang terakhir ini membuat kita bertingkah seperti orang kehilangan akal dan tentu berakibat fatal seperti mengecek ponsel pasangan setiap menit.

Selain dipengaruhi oleh neurotransmitter dopamin yang tinggi, cemburu dipengaruhi tingginya norepinefrin. Norepinephrine terlibat dalam fight or flight response dan dalam regulasi tidur, mood dan tekanan darah. Dasar cinta adalah memberi rasa tenang dan bahagia. Jika rasa itu terancam, seperti hadirnya cemburu atau rasa dikhianati maka otak reptil dengan cepat membentuk sistem pertahanan diri untuk menjaga rasa tenang dan bahagia tetap ada. Respons pertahanan diri itu berupa bertarung menghadapi ancaman (fight) atau melarikan diri (flight). norepinefrin meningkat sebagai bagian dari respons melawan atau lari untuk memobilisasi otak dan tubuh untuk bertindak.

 So…

Cemburu adalah sifat naluriah manusia, namun, cemburu bisa menjadi tidak sehat apabila menjerumuskan keretakan hubungan bahkan perceraian apabila tidak bisa dikelola dengan baik. Cemburu yang sehat berarti cemburu yang sewajarnya. Sewajarnya dalam arti pasangan saling jujur tentang perasaan. Pasangan harus tahu apa yang diinginkan dalam hubungan dan membangun batasan-batasan yang disepakati bersama.

 Sekarang kita kaji rasa cemburu dalam Dinul Islam :

Menurut ‘Abdullah bin Syaddad, ada dua jenis ghirah. Pertama, ghirah yang dengannya seseorang dapat memperbaiki keadaan keluarga. Kedua, ghirah yang dapat meyebabkannya masuk neraka. Dalam sebuah hadist disebutkan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi was allam bersabda:

 “Sesungguhnya sifat cemburu itu ada yang dicintai oleh Allah dan ada yang dibenci oleh Allah. Adapun cemburu yang disukai adalah cemburu yang berdasarkan curiga (dengan bukti yang jelas). Adapun cemburu yang dibenci adalah cemburu yang tidak didasari dengan bukti yang jelas.” (Sunan al Baihaqi)

 Kecemburuan Aisyah pernah diungkapkannya dalam sebuah riwayat demikian:

“Dari ‘Aisyah : “Aku tidak cemburu kepada seorang wanita terhadap Rasulullah sebesar cemburuku kepada Khadijah, sebab beliau selalu menyebut namanya dan memujinya”[ Hadist riwayat al Bukhari]

 Disebutkan di dalam hadits, bahwa Saad bin Ubadah Radhiyallahu ‘anhu berkata:

Sekiranya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan isteriku, niscaya akan kutebas ia dengan pedang,” ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Apakah kalian merasa heran terhadap kecemburuan Saad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku.”[Hadist riwayat al Bukhari]

 

Melalui hadits di atas, jelas bahwa cemburu yang dibolehkan adalah cemburu yang berdasarkan data dan bukti yang nyata. Sementara cemburu yang tidak boleh ialah cemburu yang tidak didasari bukti. Hindari cemburu yang tercela, yaitu cemburu yang berlebihan. Cemburu yang selalu menimbulkan prasangka buruk pada pasangannya. Cemburu yang menyebabkan menuduh pasangan tanpa bukti serta dapat menghilangkan kasih sayang sesama pasangan.

 Allah Ta’ala berfirman,

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa” (QS. Al-Hujurat: 12).

 Ibnu Mas’ud meriwayatkan sebuah hadis dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,

Allah menetapkan rasa cemburu pada para wanita, maka barangsiapa yang sabar terhadap mereka, maka baginya pahala orang mati syahid.” Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bazar dan ia mengisyaratkan akan sahihnya hadis ini. Para perawinya tsiqoh (terpercaya) hanya saja para ulama memperselisihkan kredibilitas seorang perawi yang bernama Ubaid bin AS-Sobbah.

 Allah Ta’ala berfirman,

Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. An-Nisa' Ayat 32)

 

Cemburu

Wahai sifat antaramu

Ku ingin ke surga dengan sifatmu

Dan ku tak ingin masuk neraka karena sifatmu

Cemburu

Kau ada diatara itu

Ya Allah

berilah keteguhan hati

di antara rasa itu

 

"Yaa muqallibal quluub tsabbit quluubanaa 'alaa diinik”

 

Artinya, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu”.

 

 Ketegasan Cinta 20 tahun yang lalu saya jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang akhwat jelita yang baru lulus SMA, cantik, berhijab...