Dalam KBBI cinta berarti 1) suka sekali; sayang benar 2) kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan) 3) ingin 4) susah hati (khawatir); risau
Membahas tentang cinta tak akan lekang oleh waktu, sepanjang kehidupan manusia tak terlepas dengan cinta.
Cinta adalah fitrah insani
Seorang ibu mengasuh anaknya karena cinta
Seorang ayah mencarikan nafkah untuk keluarganya karena cinta
Seorang pemuda mencari pasangan hidup karena cinta
seorang hamba beribadah kepada tuhan-Nya karena cinta
semua hanya untuk mendapatkan ridho-Nya
Menurut neuroscience cinta adalah hasil reaksi kimia dalam tubuh kita. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa cinta berasal dari proses di otak yang dapat menstimulasi suasana hati. Seberapa dalam perasaan hati kita sebenarnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di dalam otak, misalnya cinta pandangan pertama bisa hadir dalam waktu seperlima detik, yakni saat terjadinya peningkatan rangsangan saraf dan zat-zat kimia dalam otak. Menurut penelitian, ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda, misalnya cinta tanpa syarat, contohnya cinta ibu kepada anak dipicu oleh aktivitas otak tengah. Sedangkan cinta antar kekasih melibatkan area kognitif, yakni bagian yang mengharapkan imbalan dan penilaian fisik.
Saat jatuh cinta, otak akan menghasilkan zat-zat kimia seperti dopamin, okstosin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia, obsesi, kebahagiaan dan bahkan perubahan kepribadian. Cinta dikendalikan otak tengah "sistem limbik" tepatnya pada bagian amigdala, berperan untuk melindungi, merawat, dan menyayangi. Cinta adalah bentuk emosi yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar dan memiliki pengaruh lebih kuat dibandingkan logika dipikiran sadar, sehingga cinta dapat melumpuhkan logika. Seseorang yang sedang jatuh cinta memiliki aktivitas rendah di area korteks frontal, area otak untuk analisis dan penilaian. Cinta melibatkan zat serotonin (ketenangan), endorfin (kebahagiaan), dan dopamin (motivasi).
Menurut neuroscience cinta adalah hasil reaksi kimia dalam tubuh kita. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa cinta berasal dari proses di otak yang dapat menstimulasi suasana hati. Seberapa dalam perasaan hati kita sebenarnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di dalam otak, misalnya cinta pandangan pertama bisa hadir dalam waktu seperlima detik, yakni saat terjadinya peningkatan rangsangan saraf dan zat-zat kimia dalam otak. Menurut penelitian, ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda, misalnya cinta tanpa syarat, contohnya cinta ibu kepada anak dipicu oleh aktivitas otak tengah. Sedangkan cinta antar kekasih melibatkan area kognitif, yakni bagian yang mengharapkan imbalan dan penilaian fisik.
Saat jatuh cinta, otak akan menghasilkan zat-zat kimia seperti dopamin, okstosin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia, obsesi, kebahagiaan dan bahkan perubahan kepribadian. Cinta dikendalikan otak tengah "sistem limbik" tepatnya pada bagian amigdala, berperan untuk melindungi, merawat, dan menyayangi. Cinta adalah bentuk emosi yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar dan memiliki pengaruh lebih kuat dibandingkan logika dipikiran sadar, sehingga cinta dapat melumpuhkan logika. Seseorang yang sedang jatuh cinta memiliki aktivitas rendah di area korteks frontal, area otak untuk analisis dan penilaian. Cinta melibatkan zat serotonin (ketenangan), endorfin (kebahagiaan), dan dopamin (motivasi).
Cinta adalah salah satu bentuk emosi dasar manusia yang menjelaskan ketertarikan antar dua individu dengan proses-proses yang bersifat kompleks. Zat kimia yang terlibat dalam cinta diantaranya adalah :
- Kortisol, saat awal jatuh cinta rasa gembira sampai-sampai menyebabkan jantung berdetak kencang, telapak tangan berkeringat, dan perut terasa tidak nyaman, hal ini terjadi karena kadar kortisol di otak meningkat. Hormon ini berkaitan dengan stres (fight-or-flight). Namun, setelah 12-24 bulan kemudian, kadar kortisol kembali normal. Ini berarti saat awal jatuh cinta dapat menyebabkan stres ditandai dengan naiknya kadar kortisol, namun dalam jangka panjang, cinta membentuk keakraban dengan pasangan, membawa perubahan fisiologis dengan mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Hormon inilah yang menjelaskan saat awal jatuh cinta serasa ada getaran di hati.
- Dopamin, berfungsi untuk kesenangan dan mengurangi rasa sakit. Gairah yang ditimbulkan oleh cinta menimbulkan euforia yang kadang-kadang tidak tertahankan dan sulit dijelaskan. Area di otak yang teraktivasi sebagai respons terhadap perasaan romantis, ketergantungan dan euphoria. Peningkatan dopamin terjadi saat jatuh cinta ini menyebabkan seseorang merasa sangat senang (feel good state). Hormon dopamin berpengaruh terhadap munculnya perasaan gembira, motivasi, hingga kepercayaan diri. Namun jika dilepaskan secara berlebihan, hormon ini dapat membuat seseorang menjadi terobsesi pada sesuatu. Zat inilah yang menjelaskan kenapa saat jatuh cinta ada perasaan senang dan ketergantungan, seperti mucul rasa rindu. Cinta bisa memotivasi seseorang dan mengurangi rasa sakit.
- Nerve growth factor (NGF), terjadi peningkatan NGF pada saat seseorang baru saja jatuh cinta dan konsentrasi zat ini berkorelasi signifikan dengan intensitas perasaan romantis. Selama dopamin meningkat, tubuh menghasilkan zat yang disebut faktor pertumbuhan saraf (nerve growth factor, NGF).
- Serotonin, peningkatan serotonin terjadi jika sudah menjalin hubungan lama dan erat. Hormon ini berperan untuk pencapaian ketenangan dalam tahapan emosi cinta, menyebabkan pemanjangan waktu tidur, penurunan rasa cemas dan takut yang disertai rasa nyaman. Beberapa studi menunjukkan kadar serotonin yang justru menurun pada stadium awal jatuh cinta dengan kadar yang sama seperti kadar serotonin pasien gangguan obsesif kompulsif. Hal ini menunjukkan bahwa cinta merupakan obsesi terutama pada fase awal dan seringkali seseorang sulit mengendalikan pikirannya. Penuruan zat inilah yang menyebabkan terobsesi dan tergila-gila pada seseorang.di awal jatuh cinta serta menyebabkan sulit untuk tidur.
- Oksitosin untuk menguatkan ikatan perasaan. Oksitosin diproduksi oleh hipotalamus, dilepaskan lalu disimpan dalam kelanjar pituitari. Hormon inilah yang menyebabkan kepercayaaan, empati, hubungan yang positip, dan kesetiaan
- Vasopresin, atau ADH diketahui berperan dalam peningakaan penyerapan air di saluran ginjal. Namun dalam penilitian lebih lanjut juga mempengaruhi perilaku sosial pada pasangan, khususnya tingkah laku agresif. Hormon ini berperan dalam pembentukan komitmen jangka panjang dalam sebuah hubungan.
- Feniletilamin (FEA) adalah substansi yang berkaitan dengan amfetamin dan disebut sebagai molekul cinta. FEA meningkatkan kehangatan, kasih sayang, seksualitas, dan energi fisik.
Jadi cinta merupakan salah satu emosi insting dasar manusia. Banyak zat dan organ yang terlibat dalam proses jatuh cinta secara kompleks. Rasa cinta memiliki berbagai tahapan, pada tahap awal akan mengaktifkan zat kimia yang berhubungan dengan respon stress. Cinta dapat menimbulkan kegelisahan emosional, peningkatan kortisol namun di lain pihak rasa cinta juga dapat berfungsi sebagai pereda stres, Hal ini tergantung dari keberhasilan tahapan proses cinta sebagai suatu bagian dari tingkah laku sosial manusia. Apabila proses pendekatan, kemudian ikatan tersebut menuai hasil maka akan memberikan rasa nyaman dan kesenangan pada individu tersebut dan merupakan bagian dari sistem reward. Oksitosin, vasopresin, hormon stres, dan FEA, serta jalur-jalur otak tengah memegang peranan penting sehingga dapat dikatakan bahwa cinta merupakan emosi positif yang diperlukan manusia untuk pertahanan dan kelangsungan hidup.
Cinta merupakan reaksi komplek di dalam otak yang berakibat pada berubahnya suasana hati
Cinta sejati merupakan bentuk perasaan disertai dengan pertanggung jawaban
Cinta tak hanya sekedar reaksi biologis yang berperan untuk kelangsungan hidup
Tetapi cinta dua sejoli harus dilandasi dengan aturan illahi
Melalui ikatan suci pernikahan sebagai mitsaqan ghalidza atau "perjanjian agung"
Dalam Al Quran pernikahan bertujuan untuk memberikan ketenangan dan ketentraman hati
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenang dan tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)
Begitu sakralnya sebuah pernikahan sehingga disebut dalam Al Quran sebagai mitsaqon gholidzo (perjanjian yang kokoh) antara seorang laki-laki dan seorang wanita menjadi sepasang suami istri setelah sebelumnya mereka hidup terpisah sebagai seorang individu. Al Qur’an pun telah menggambarkan kuatnya ikatan antara sepasang insan ini:
“Para istri itu adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalah pakaian bagi mereka.” (QS.Al Baqoroh: 187)
Ayat ini merupakan ungkapan kedekatan antara keduanya. Masing-masing saling merasakan ketenangan dan saling menutupi dari apa yang tidak halal. (Al Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 1/211-212 , Tafsir Ibnu Katsir, 1/226).
Terakhir kita senantiasa selalu memanjatkan doa : rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Furqan : 74)
Salam pembelajar
Syariful Banun
Disarikan dari berbagi sumber
Disarikan dari berbagi sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar